KBI
Kendala dan Karakteristik Penyimak
Aneka Kendala Penyimak 
  
1) Keegosentrisan
2) Keengganan ikut terlibat
3) Ketakutan akan perubahan 
4) Keinginan menghindari pertanyaan
5) Puas terhadap penampilan eksternal
6) Pertimbangan yang prematur. 
7) Kebingungan semantik
1. Kendala Menyimak menurut Montgomery 
a) Melamun 
b) Tidak menyukai Pembicara 
c) Membuat rencana sendiri 
d) Tanggapan emosional 
e) Berpikir berputar 
f) Selalu mendebat 
g) Tak mau menyimak cepat 
h) Tak mau menyimak rumit 
i) Hanya mendapatkan fakta
2. Kendala Menyimak menurut Hunsaker 
a) Aktivitas pasif 
b) Kurang pengalaman 
c) Kondisi tempat 
d) Prasangka buruk 
e) Melamun 
f) Kurang terampil
STRATEGI DAN
MODEL PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENYIMAK
pada Siswa SD
Klasifikasi Strategi Pembelajaran 
1. Strategi Menyimak Dan Berpikir Langsung MBL / DLTA (Direct  Listening Thinking Activities) 
2. Strategi Pertanyaan Jawaban (PJ)  
3. Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML Atau DLA (Direct  Listening Activities)
Model Keterampilan Menyimak  
1. Metode Simak-Ulang Ucap (metode Integratif) 
2. Simak Kerjakan (metode integratif) 
3. Metode Menjawab Pertanyaan 
4. Metode Identifikasi Tema/Kalimat Topik/Kata Kunci 
5. Metode Menyelesaikan Cerita   
6. Metode Parafrase 
7. Metode Merangkum
KETERAMPILAN BERBICARA 1
Fungsi Berbicara 
1) Fungsi instrumental bertindak untuk menggerakkan serta memanipulasi  lingkungan,menyebutkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
2) Fungsi pengaturan merupakan pengawasan terhadap peristiwa peristiwa.
3) Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa untuk membuat  pernyataan-pernyataan,menyampaikan fakta dan  pengetahuan,menjelaskan,melaporkan, dan menggambarkan,misalnya seorang  penyiar yang menyampaikan berita. 
4) Fungsi interaksional merupakan penggunaan bahasa untuk menjamin  pemeliharaan sosial.
5) Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk menyatakan  perasaan,emosi,kepribadian, dan reaksi-reaksi yang terkandung dalam  benaknya.
6) Fungsi heuristik merupakan penggunaan bahasa untuk mendapatkan  pengetahuan,mempelajari lingkungan.
7) Fungsi imajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk menciptakan  sistematis atau gagasan-gagasan imajiner.
Jenis-jenis Berbicara 
a. Berbicara berdasarkan tujuan 
1. Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 2. Berbicara menghibur. 
3. Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. 
b. Berbicara berdasarkan situasi 
1. Berbicara formal
2. Berbicara informal
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaian nya 
1. Berbicara mendadak 
2. Berbicara berdasarkan catatan
3. Berbicara bedasarkan hafalan
4. Berbicara berdasarkan naskah
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar nya 
1. Berbicara antarpribadi
2. Berbicara dalam kelompok kecil
3. Berbicara dalam kelompok besar
Faktor penting dalam Berbicara  
1.Ketepatan pengucapan (lafal) 
2.Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi (intonasi) 
3.Pilihan kata (diksi) dan pemakaian kalimat 
Sementara itu faktor nonkebahasaan terdiri atas : 
 1. Sikap yang tenang,wajar dan tidak kaku, 
 2. Pandangan (penguasaan medan) 
 3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain, 
 4. Gerak gerik dan mimic 
 5. Kenyaringan suara 
 6. Kelancaran 
 7. Relevensi atau penalaran 
 8. Penguasaan topic
KONSEP DASAR KETERAMPILAN BERBICARA 2
Berbicara merupakan salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media bahasa. Berbicara merupakan salah satu bentuk tindak tutur, yaitu suatu bentuk bunyi yang dihasilkan oleh alat suara yang diiringi dengan gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Sesuai fungsinya, berbicara adalah media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.
Nida & Harris (dalam Tarigan, 2015: 1) mengemukakan bahwa keterampilan  barbahasa memiliki 4 komponen yaitu:  
• 1). keterampilan menyimak (listening skills),  
• 2). Keterampilan berbicara (speaking skills),  
• 3). keterampilan membaca (reading skills),  
• 4). keterampilan menulis (writing skills)
UNSUR POKOK BERBICARA 
• Pertama, komunikator adalah sekelompok orang yang menyampaikan  pikiran, gaagsan, perasaan pada orang lain.  
• Kedua, pesan adalah lambang yang bermakna yang membawakan  pikiran atau perasaan komunikator.  
• Ketiga, komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang  menjadi sasran komunikator ketika ia menyampaikan pesannya.  
• Keempat, media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang  disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.  
• Kelima, efek adalah respon atau reaksi dari komunikan ketika  menerima pesan dari komunikator (Almasitoh & Uningowati, 2014).
FAKTOR – FAKTOR PENTING DALAM BERBICARA 
Faktor kebahasaan terdiri atas : 
1. Ketepatan pengucapan (lafal) 
2. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi (intonasi) 
3. Pilihan kata (diksi) dan pemakaian kalimat. 
Sementara itu faktor nonkebahasaan terdiri atas : 
1. Sikap yang tenang,wajar dan tidak kaku, 
2. Pandangan (penguasaan medan) 
3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain, 
4. Gerak gerik dan mimic 
5. Kenyaringan suara 
6. Kelancaran 
7. Relevensi atau penalaran 
8. Penguasaan topic
PRAKTIK KEMAMPUAN BERBICARA
Praktik Keterampilan Berbicara 
1. Berdialog 
2. Menyampaikan Pengumuman 
3. Debat
4. Bercerita 
5. Bermusyawarah 
6. Diskusi 
7. Pidato
KONSEP DASAR KETERAMPILAN MEMBACA
Masalah Umum dalam Membaca 
a. Rendahnya tingkat kecepatan membaca 
b. Minimnya pemahaman yang diperoleh 
c. Kurangnya minat baca 
d. Minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang cepat dan efektif
Jenis-Jenis Membaca 
a. Membaca nyaring dan membaca dalam hati  
b. Membaca intensif dan membaca ekstensif  
c. Membaca literal, kritis dan kreatif  
d. Membaca cepat dan efektif  
e. Membaca skimming dan skanning
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca 
a. Faktor Fisiologis  
b. Faktor Intelektual  
c. Faktor Lingkungan  
d. Faktor Psikologis  
Faktor ini mencakup: motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi,dan  penyesuaian diri. 
e. Kemampuan berbahasa 
f. Disleksia
Teknik Membaca 
a. Skimming 
b. Scanning 
c. Selecting 
d. Skipping
KETERAMPILAN MEMBACA
Jenis Jenis Membaca 
A. Dari Segi Jenjang 
1. Membaca permulaan. 
2. Membaca lanjut. 
B. Dari Segi Pelaksanaannya 
1. Membaca Nyaring 
2. Membaca Senyap 
Membaca senyap dibagi dalam beberapa bagian (Dalman, 2014)  yaitu : 
∙ Membaca Ekstensif 
a) Membaca Survey 
b) Membaca Sekilas 
c) Membaca Dangkal 
∙ Membaca Intensif
a) Membaca Teliti. 
b) Membaca Pemahaman. 
c) Membaca Kritis. 
d) Membaca Ide. 
e) Membaca Kreatif. 
C. Dari Segi Kecepatan 
1. Membaca kilat.
2. Membaca cepat. 
3. Membaca studi. 
4. Membaca reflektif.
Aktivitas yang Dilakukan oleh Pembaca 
a. Membaca sebagai proses, yakni mengacu pada kegiatan fisik dan  mental. 
b. Membaca sebagai produk, yakni mengacu pada konsekuensi dari  kegiatan yang dilakukan pada saat proses membaca.
Membaca Permulaan 
1. Lingkup Pelajaran 
Pembelajaran Membaca Permulaan diberikan di kelas I dan II.  Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan  menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar  untuk dapat membaca lanjut. 
2. Kemampuan Membaca Menggunakan Tiga Syarat yaitu 
kemampuan membunyikan : 
∙ Lambang-lambang tulis 
∙ Penguasaan kosakata untuk memberi arti dan 
∙ Memasukkan makna dalam kemahiran bahasa 
3. Proses Membaca Permulaan Melibatkan Tiga Komponen (tingkat  visual memory (VM), huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai  lambang grafis)Secara teoretik proses membaca permulaan  dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama disebut Visual  Memory (VM). Pada tahap ini huruf, suku kata, kata, dan kalimat  terlihat sebagai lambang grafis. Tahap kedua disebut Phonological  Memory (PM). Pada tahap ini terjadi proses pembunyian lambang  grafis yang sudah terekam pada tahap VM. Tahap ketiga disebut  Semantic Memory (SM). Pada tahap ini terjadi proses pemahaman  terhadap kata dan kalimat.
KONSEP PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA SD
Metode Yang Digunakan Dalam Keterampilan Membaca                            1. Metode SQ3R  
Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik dan bersifat praktik.  Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan  membaca secara intensif dan rasional.  
2. Metode Scramble 
Metode pembelajaran scramble adalah sebuah metode pembelajaran yang berbentuk  permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. 
3. Metode Membaca Cepat 
Membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak  mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan  membaca, keperluan (aspek bacaan yang digali), dan berat ringannya bahan bacaan.
4. Metode Isian Rumpang 
metode isian rumpang adalah berupa penyajian suatu wacana yang secara sengaja  dirumpangkan. Perumpangan itu dilakukan dengan cara melesapkan kata-kata tertentu  sesuai dengan kriteria untuk masing-masing fungsi.
Konsep Pembelajaran Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca  Siswa SD. 
∙ Kemampuan membaca permulaan 
∙ Pembelajaran Tematik 
∙ Pembelajaran Metode Mueller
KONSEP DASAR KETERAMPILAN MENULIS
Jenis-Jenis Dalam Menulis 
1. Eksposisi 
Eksposisi merupakan salah satu bentuk karangan yang menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran  yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang.
2. Deskripsi  
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata  suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. 
3. Narasi  
Narasi merupakan tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian  peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan  dari waktu ke waktu. 
4. Argumentasi  
Argumentasi merupaka tulisan yang bertujuan membuktikan  pendapat penulis, meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar  menerima pendapatnya. 
5. Persuasi  
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk,  ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran  pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun  eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.
1. Tahap prapenulisan (persiapan) 
a. Menentukan topik
b. Menentukan maksud atau tujuan penulisan 
c. Memperhatikan sasaran karangan (pembaca) 
d. Mengumpulkan informasi pendukung 
e. Mengorganisasikan ide dan informasi 
2. Tahap penulisan 
3. Tahap pascapenulisa
JENIS-JENIS TULISAN DAN PEMETAAN MATERI MENULIS DI SEKOLAH DASAR DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Fungsi Menulis 
a. Fungsi penataan 
Artinya proses dari membuat sebuah karangan disana terjadi sebuah  penataan/pengelolaan gagasan, pikiran, pendapat, imajinasi dan yang  lainnya. Kedua yakni 
b. Fungsi pengawetan 
Artinya fungsionalitas gagasan dapat di operasionalkan hingga  bertahan lama, hal ini terimplementasi bahwa gagasan akan  terdokumentasi dalam sebuah tulisan. 
c. Fungsi penciptaan 
Artinya hasil dari karangan merupakan perwujudan dari hal yang baru.  Dan yang terakhir fungsi penyampaian, artinya isi yang ada dalam  sebuah karangan meupakan gagasan yang akan disampaikan penulis  terhadap pembacanya. 
d. Fungsi penyampean 
Gagasan, pikiran, imajinasi itu yang sudah ditata dan diawetkan dalam  wujud tulisan dapat dibaca aatau disampaikan kepada yang lain.
Tujuan menulis 
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa  termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar  khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang  berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.  
b. Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca  dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang  dikemukakan. 
c. Mendidik, mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui  tulisan. 
d. Menghibur, fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan  monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula  berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
Rambu-rambu pembelajaran menulis, konsep pembelajaran menulis, ruang lingkup, dan permasalahan serta solusi untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa SD
Rambu-Rambu Pembelajaran Menulis 
1) Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Oleh karena itu,  pembelajaran menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara  tertulis. 
2) Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu, terhadap  aspek pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu dapat difokuskan pada  komponen tertentu. Menulis dapat sebagai fokus maupun sebagai tambahan. 
3) Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai terkecil  hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis). 
4) Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan  siswa termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua  hal yaitu berpikir dan bernalar. 
5) Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar,  sederhana ke rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas. 
6) Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya  harus seimbang. 
7) Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa  yang mengacu pada konteks atau tema. 
8) Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang disarankan  utnuk diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi. 
9) Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur  sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan  komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran  yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar  kelas.
10) Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku  pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak,  surat kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan:  alam, sosial, budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g)  hasil karya anak. 
11) Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil. 12) Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang  memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.
Berikut beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan: 
a) Menulis mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat karangan  seperti contoh (pola) yang diberikan yang tentu idenya harus lebih dekat dengan  siswa. 
b) Menulis dengan melengkapi kalimat,yakni siswa diminta untuk melengkapi  kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia. 
c) Bimbingan dengan memasangkan kelompok kata,yakni siswa dibimbing untuk  memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang terpengggal atau kurang  lengkap.
d) Bimbingan dengan mengurutkan kalimat,yaitu siswa dibimbing untuk  mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri. 
e) Bimbingan dengan pertanyaan,hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat  karangan setelah dimulai dengan pertanyaan pertanyaan dalam pikiran nya.
Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis di SD:
14 
1. Menulis prosa deskripsi 
2. Menulis surat izin 
3. Menulis surat undangan 
4. Mengisi formulir 
5. Menyusun paragraf  
6. Mengembangkan judul dan topic 
7. Menulis nonfiksi 
8. Menyingkat cerita 
9. Menulis naskah pengumuman 
10. Menulis iklan dan poster 
11. Menulis laporan kegiatan 
12. Menulis naskah pidato, dan lain-lain.
Konsep Pembelajaran Menulis di SD/MI
Pendekatan, Metode, Model, dan Teknik Pembelajarannya
Pembelajaran Menulis di SD/MI 
1. Tahap prafonemik 
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf tetapi belum  bisa menyusunnya untuk menulis. Anak belum mengetahui prinsip fonetik,  yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata. 
2. Tahap fonemik awal
Pada tahap ini anak sudah mengenali prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan  tapi belum bisa mengoperasikan prinsip tersebut. 
3. Tahap nama huruf 
Pada tahap ini, peserta didik sudah bisa menggunakan prinsip fonetik,  peserta didik dapat menggunakan huruf-huruf yang mewakili bunyi-bunyi  yang membentuk suatu kata. 
4. Tahap transisi 
Tahap ini ditandai dengan penguasaan anak terhadap tata tulis yang semakin  lengkap, peserta didik juga sudah bisa menggunakan ejaan dan tanda baca  dalam tulisan.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar menurut Subarti Akhadiah,  pembelajaran menulis di sekolah dasar terbagi atas: 
1. Pembelajaran menulis permulaan 
Pembelajaran ini meliputi persiapan menulis dengan melatih peserta didik memegang pensil dan menggoreskannya di kertas, menulis huruf dan  merangkainya menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata  menjadi kalimat sederhana. 
2. Pembelajaran menulis lanjut 
Dalam pembelajaran ini dapat dikelompokkan menjadi 4 pokok bahasan  yaitu: 
1) Pengembangan paragraf 
2) Menulis surat dan laporan 
3) Pengembangan bermacam-macam karangan 
4) Menulis puisi dan naskah drama.
Pendekatan Pembelajaran Menulis di SD/MI 
1. Dalam pembelajaran menulis ada beberapa pendekatan yang sering muncul,  berikut ini pendekatan dalam pembelajaran menulis menurut Proett dan Gill  (1986). 
a) Pendekatan frekuensi
b) Pendekatan gramatikal
c) Pendekatan koreksi 
d) Pendekatan formal
2. Sedangkan pendekatan pembelajaran menulis yang sering dijumpai atau  digunakan dalam pembelajaran menulis di SD/MI dalah sebagai berikut: 
a) Pendekatan Komunikatif 
b) Pendekatan Integratif 
c) Pendekatan Keterampilan Proses 
d) Pendekatan Tematis
Contoh Metode Pembelajaran Menulis di SD/MI 
1. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 
Metode pemecahan masalah (problem solving) yakni penggunaan metode  dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan  maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama sama. 
2. Metode Picture and Picture 
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar  dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Metode pembelajaran  picture and picture merupakan sebuah model dimana pendidik menggunakan  alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi kepada peserta didik supaya lebih aktif belajar. 
3. Metode Examples Non Examples 
Menurut Suyatno (2009), Examples Non Examples adalah model  pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai  materi bahan ajar dan kompetensi.
4. Metode Langsung 
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk  mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan  pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari  selangkah demi selangkah. 
5. Metode Sugesti-Imajinasi 
Pada prinsipnya, metode sugesti-imajinasi adalah metode pembelajaran  menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu untuk merangsang  imajinasi peserta didik.
Selain metode diatas terdapat metode khusus dalam pembelajaran menulis  kelas permulaan diantaranya yakni; 
1. Metode Eja 
Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca  dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata.
2. Metode kata lembaga 
Proses pembelajaran pada metode ini diawali dengan pengenalan sebuah  kata tertentu. Kata ini kemudian dijadikan kata lembaga sebagai dasar  untuk pengenalan suku kata dan huruf.
3. Metode Global 
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan  dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar,  menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi  suku kata. 
4. Metode SAS
Menuryut (Supriyadi, 1996) pengertian metode SAS adalah suatu  pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung  unsur analitik sintetik.
Contoh Teknik Pembelajaran Menulis di SD/MI 
1. Teknik pancingan kata kunci 
Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi  adalah dengan aplikasi teknik pancingan kata kunci. 
2. Teknik 3M 
Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan  menambahi.Teknik ini terilhami dari apa yang diajarkan Mardjuk, seorang  penulis kreatif yang cukup dikenal oleh para wartawan di Yogyakarta di  tahun 80-an, kepada calon-calon penulis muda, yaitu dengan 3N-nya (niteni,  norokke, nambahi). Teknik ini biasanya diterapkan dalam menulis teks  berita. 
3. Teknik Field Trip 
Field trip ialah teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan  pendidik mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk  belajar.
4. Teknik pengandaian 180° berbeda 
Teknik ini adalah teknik yang membantu peserta didik dalam menulis cerita  khususnya narasi. Teknik ini dinamakan dengan pengandaian 180o karena  cara yang digunakan adalah membalikkan tokoh cerita yang sudah ada atau  lazim dimasyarakat. 
5. Teknik kancing gemerincing 
Teknik kancing gemerincing adalah teknik yang digunakan untuk  meningkatkan keterampilan menulis dalam melengkapi cerita  rumpang.
